Tingkatkan Potensi UMKM Surabaya dengan Ekonomi Sirkular

ekonomi sirkular

Surabaya – Kehidupan yang lebih baik dan berkelanjutan bagi semua orang di planet merupakan tujuan adanya program Sustainable Development Goals (SDGs) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sejak tahun 2015. Mencakup 17 tujuan untuk menyeimbangkan kesejahteraan manusia serta menghadapi tantangan global, SDGs menjadi agenda penting yang dikejar Pemerintah pada tahun 2030 kelak.

Dilansir dari laman SDGS Indonesia, 17 tujuan komitmen internasional mencakup; (1) Tanpa Kemiskinan, (2) Tanpa Kelaparan, (3) Kehidupan Sehat dan Sejahtera, (4) Pendidikan Berkualitas, (5) Kesetaraan Gender, (6) Air Bersih dan Sanitasi Layak, (7) Energi Bersih dan Terjangkau, (8) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, (9) Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, (10) Berkurangnya Kesenjangan, (11) Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan, (12) Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, (13) Penanganan Perubahan Iklim, (14) Ekosistem Laut, (15) Ekosistem Daratan, (16) Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh, dan (17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Untuk mencapai seluruh tujuan di atas, Pemerintah Pusat membutuhkan dukungan dari Pemerintah Daerah karena capaian diraih berkat keberhasilan dari hulu ke hilir. Merespon hal tersebut, Pemerintah Kota Surabaya menyiapkan upaya salah satunya melalui pengembangan ekonomi sirkular. Adapun ekonomi sirkular bertujuan untuk memperpanjang siklus hidup dari suatu produk, bahan baku, dan sumber daya agar dapat dipakai lebih lama.

Kota Surabaya sebagai ibukota provinsi Jawa Timur dikenal sebagai kota yang ramah akan industri, investasi, prestasi kota layak anak, serta tata wilayah kota yang dikagumi oleh banyak negara tetangga. Terlepas dari hal itu, kemajuan ekonomi di Surabaya didukung oleh peran Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM).

Pemkot Surabaya menginisiasi program Kampung Madani pada tingkat kelurahan untuk memaksimalkan potensi yang ada di masing-masing wilayah dengan membentuk Kelompok Usaha Bersama atau Kube. Nantinya, para Kube akan diberi pelatihan oleh Pemkot untuk bisa mengolah kembali limbah produksi menjadi benda yang memiliki nilai tambah sehingga dapat meningkatkan perekonomian di wilayah mereka.